AMUNGME (NAGAWAN)

AMUNGME (NAGAWAN)
Animal Symbolism in the Siuox Culture The Turtle (ke-ya) You will often see the turtle symbol in Sioux Art. The Lakota Oyate observed the changes occurring with each new moon. Each moon was identified in descriptive terms by the occurrences of that month. The Lakota also observed the changes in the stars in the night sky. Certain star constellations appeared during each season. From these observations, they determined the equinox and the changes in the seasons. The Lakota identified 13 months in a year because of the 13 new moons; each moon has 28 days from one new moon to the next. The Lakota Oyate also observed some creatures that reflected natural phenomena. For instance, the keya (turtle) has 13 large scales on its back, and 28 small scales around the shell. Because of these and other natural occurrences the keya became an important symbol in Lakota society.The turtle is also a involved in a custom for many families. When a newborn child's umbilical cord drops off, the Mother often crafts a pouch, in the shape of, or with the symbol of a turtle on it. This "amulet" is tied to the childs crib. It is meant to ward off illness and also used as the childs first toy. The Amulet is then put up until the child is old enough to respect the meaning of it, then usually worn around the neck. The picture of the keya dream catcher in the photo along with this text is from the Atka Lakota Musuem and the link to the product page is: Amulet picture courtesy of Native Arts Trading The Buffalo (Tatonka) Holds deep meaning for the Sioux and generally represents Mother earth and all she provides and offers. There are legends concerning the White Buffalo as well. It is very common to see Buffalo depicted in the art. Again, the dream catcher above is fashioned out of Buffalo bone. The Buffalo is an important part of a Girl's ritual into Womanhood. The Buffalo, for Sioux men, represents protection and their responsibility to provide protection to the females and the Tribe. When hunting the Buffalo, the Sioux used Ever part of the animal. The Deer: The Lakota refer to the deer's swiftness, to the mysterious way in which the deer can hide itself when hunted, and to those 'magical' songs that can make deer appear. For the Lakota, the deer has a double nature and manifests dangerous power. For example, in myths the blacktail deer is known to appear as a beautiful maiden in order to lure men to a lonely, isolated spot. When the man follows, the deer usually transforms back into its real self and death of the young man follows. If, however, the young man does not die, then he is thought to possess great power. Black Road, the original leader of the Oglala Bow Society, apparently secured his own personal power from this source (Brown 1997: 20). Elk Young men are appreciative of the qualitie of the Elk Bull. The Elk represents Gallantry, protection and beauty. The Elk tooth is a symbol of long life. However, it is the mythical Elk Bull which is revered. The Bear The bear is symbolized for as the male polarity of the animals (Where the Buffalo was for female) The Bear is fierce, and unpredictable, but pays attention to herbs, so it has great significance in healing and medicine. The Grey Wolf The grey wolf has claimed the attention of Plains Indian warriors more than most other animals. They have observed that the grey wolf is a fast runner of great endurance and as such Lakota war party scouts often wore wolf hides so as to be 'fleet of foot'. Wolves are wanderers and therefore have knowledge of everything. As such hunters have often prayed to wolves when they wanted to locate game. Wolves give advice. They teach songs in dreams and visions and teach humans how to howl as a wolf. The wolf's howl has special powers. For example, one legend recounts the story of a wolf who teaches a warrior a song and when the warrior howls wind is created. Another howl produces fog. The wind confuses the enemy and the fog lends invisibility to the war party The Great Chief Black Elk thought no animal was insignificant. He believed people could learn from the smallest of creatures. Among the most important to the Lakota, he noted the: Eagle The Eagle is able to fly higher than any bird, and see everything from a greater advantage. Great care and respect was given to the capture of an Eagle to remove feathers. Warriors even cried out of respect as they plucked the feathers. Even today, The Lakota, when seeing an Eagle, will offer it tobacco. Sometimes that means throwing a couple of cigarettes down. Eagles are considered a very positive sign These are just a few of the many symbols revered and used by the Native American, especially the Sioux Nation. Animals which appear in dreams are sometimes considered visions. You can learn a lot about a culture by taking language classes. You can learn Lakota, or any other language. You can take Italian Course New York Native American Fine Art Shows Their Schedule True, authentic, Native American Fine Art. US and Canada Fetching RSS feed... please stand by Parts of a Buffalo used by the Sioux Culture and Tradition Lakota legends Links to Stories and Legends of the Sioux Peoples The Legend of the Dream Catcher THE LEGEND OF THE DREAM CATCHER Long ago when the world was young an old Lakota spiritual leader was on a high mountain and had a vision. In this vision, Iktomi, the great trickster and teacher of wisdom, appeared in the form of a spider. Iktomi the spider picked up the elder's wil Legend of the White Bufflao Calf Woman A beautiful, touching, and amazingly relevant legend. Read how the legend came about, and discover that it may be coming to pass. The Sioux are beautiful Storytellers, I only wish I had their talent to share this wonderful legend with you, I think the spirit of the legend comes through nicely though, enjoy!

Jumat, 04 Desember 2015

LEMBAGA MUSYAWARAH ADAT SUKU AMUNGME (LEMASA)

Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme, atau disingkat sebagai LEMASA, adalah sebuah lembaga adat yang berpusat di TimikaPapua Tengah. LEMASA didirikan pada tahun 1994, berdasarkan SK yang dikeluarkan oleh Jan Pieter Matondang, yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Kabupaten Fakfak.

Pendiri-pendiri lembaga ini adalah para kaum perempuan dan remaja yang pada saat itu mayoritas tidak bersekolah. Lembaga ini dianggap sebagai bagian dari perjuangan masyarakat Amungme untuk keluar dari penindasan dan diskriminasi yang sangat kental pada masa itu. Terutama oleh tindakan-tindakan diskriminatif dari ABRI. Setelah lembaga ini berdiri, ini telah sedikit mematahkan kekuatan militer Indonesia yang paling ditakuti oleh masyarakat Papua. Pada saat itu, Papua dikenal sebagai salah satu Daerah Operasi Militer.

Di Indonesia, sebelum mahasiswa menyatakan reformasi, masyarakat Papua sudah mereformasi melalui LEMASA, dengan mengusut beberapa kasus pelanggaran HAM di Timika dan menghentikan kekerasan militer di Timika dan beberapa wilayah di Papua lainnya.

Tujuan mendirikan lembaga adat ini utamanya untuk memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat Amungme. Pergantian pemimpin LEMASA dilakukan 4 kali. Terakhir pemilihan direktur LEMASA pada awal tahun 2007, dan Yan Onawame terpilih sebagai direktur LEMASA, pemilihan ini melalui Musyawarah Luar Biasa LEMASA. Dalam musyawarah tersebut, menghasilkan 48 resolusi yang akan dan sedang diperjuangkan oleh direktur terpilih yang baru.

 

Selasa, 23 Oktober 2012

BENTEROKAN AKSI DEMO DAMAI DI MANOKWARI


Aksi demo dami di mulai pada hari selasa oktober 2012 kira-kira pukul 09 00. Titik kumpul Di depan kampus universitas papua. Dengan stekmen REFERENDUM SOLUSI TERBAIK BAGI RAKYAT PAPUA BARAT. Dan orasi –orasi menujuh ke lapangan borasi namun tangkapan terhadap polisi tidak menerimah dari organisasi dari KNPB, alasan polisi, KNPB tidak terdaftar dan KNPB sebagai berlawanan dengan NKRI maka kami tidak menginjikan orasi di lapangan borasi dan haruskan orasi di depan kampus UNIPA. Manun para masa tidak menerima sambil dorong – dorong pihak keamanan sambil orasi. 30 menit kemudian , pihak polisi mengeluar tembakan dan akibatnya anggota KNPB, Lima orang dapat tembakan puluruh karet oleh NKRI. Yaitu. Melkias Beanal, Kena tembakan di bagian bahu, Edy Peyon, kena tembakan di bagian belakang, John kena tembakan di bagian tangang. Dan KETUA KNPB  ALEX NEKEM, dan 6 anggota KNPB, di tangkap oleh aparat TNI/POLRI. Kemudian masa diminta KETUA KNPB, dan anggota KNPB segerah Di keluarkan sebelum kami bubar, apabila tidak keluar maka masa akan palang jalan kampus UNIPA. 1 jam kemudian kapolres manokwari bersama WAKAPOLDA. Faul Waterfau bersama rombongan. Hadir di depan masa dan berkata kami siap keluarkan pertahanan di polres manokwari. Di keluarkan dengan cara yang tidak manusiawi, itulah kebiasahan NKRI terhadap orang asli papua. KETUA KNPB, ALEX NEKEM, berkata dengan cara –cara begini kita harus LAWAN LAWAN DAN LAWAN. Kepada rakyat papua siapa tidak mau bunuh dan di siksa jangan di bilangan papua. “Untuk perjuangan harus mengorbankan nyawa satu DEMI bayak orang”. dan berbicara di atas tanah air kita KNPB Perna dibilang majuh dan maju lawan dan lawan, KNPB, tidak perna di bilang patah sengangat hanya yang ada adalah “LAWAN LAWAN DAN LAWAN”  SOLUSI TERBAIK ADALAH REFERENDUM!wenasuamang@gmail.com

Selasa, 31 Januari 2012

Budaya Amungme
Idenitas Suku Amungme
Suku Amungme tersebar di Kampung Banti, Waa, Tsinga, Arwanop, hoya, jila, alama, agimuga dan kota Timika, kabupaten Mimika Timur
Tingkah laku dan watak orang Amungme identik dengan alamnya, kerasnya alam pegunungan telah membentuk karakter masyarakat Amungme menjadi keras


Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Banyak senjata yang digunakan oleh masyarakat Amungme dalam bertahan hidup, seperti halnya pisau belati yang merupakan senjata tradisional. Selain itu mereka juga sering menggunakan Tombak serta panah untuk berburu.Umumnya suku Amungme telah menggunakan uang tukar resmi (rupiah) sebagai alat jual-beli, sedangkan sistem barter atau eral sudah hampir tidak dipergunakan lagi.

Mata Pencahrian Hidup
Mata pencahrian orang Amungme pada umumnya adalah berkebun dan memelihara babi .
Istilah pertanian pola cocok tanam suku Amungme disebut ladang berpindah.

Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Secara tradisional masyarakat Amungme terbagi menjadi dua bagian. Dalam istilah antropologi dikenal dengan nama paroh (moieties). Paroh pertama adalah Mom, paroh kedua adalah Magai.
Lemasa adalah salah satu Lembaga Adat Suku Amungme yang berkedudukan di Timika, Papua. Lemasa ini didirikan pada tahun 1994.

Bahasa Daerah
Bahasa daerahnya ada dua yaitu Amung-kal yang digunakan oleh orang Amungme yang hidup disebelah selatan dan Damal-kal untuk orang Amungme yang hidup di sebelah utara,

Karya Seni
Lagu purba Suku Amungme yang mungkin sudah tidak dipahami lagi oleh orang Amungme generasi sekarang. Misalnya la­gu purba yang syairnya Anga­ye-angaye, No emki un­taye.
Noken,yaitu sejenis tas terbuat dari akar tumbuhan/rotan.
Tifa adalah alat musik tradisional papua

Sistem Kepercayaan
Agama Kristen pada tahun 1959 dibawa oleh seorang pendeta Amerika Serikat
Agama Khatolik pada tahun 1958 dibawa oleh Pastor/Pater Caruren.
Sebelum ada agama Kristen, orang Amungme sudah mengenal kepercayaan ‘asli’ yang merupakan pandangan masyarakat Amungme dalam memperlakukan alam sekelilingnya.

Tradisi Pernikahan
Idealnya perkawinan orang Amungme terjadi secara eksogami paroh dan eksogami klen.